Mengenal Si Penerima Pesan dalam Komunikasi Internal

Jonathan Heryanto,
Business Development Consultant

January 03, 2021

Sepertinya, hampir semua dari kita sudah mengetahui proses dari berkomunikasi ya? Dimulai dari si pemberi pesan (komunikator), media untuk menyampaikan pesan, pesan itu sendiri, lalu diterima oleh komunikan, dan adanya umpan balik. Tapi, di masa yang (diharuskan) serba daring ini, penyampaian pesan jadi lebih menantang ya? Kalau berbicara soal medianya sih, sudah biasa dan hampir semua dari kita sudah terbiasa. Namun, yang menjadi riskan adalah soal perbedaan setiap individu si penerima pesan. Satu pesan yang sama dan disampaikan melalui media yang sama bisa berdampak berbeda terhadap seseorang jika kita tidak tahu bagaimana celah untuk menyampaikannya. Berikut beberapa hal yang perlu kamu perhatikan untuk bisa menyampaikan pesan secara efektif ke sesama kolega selama WFH.

 

1. Karakter Rekan Kerja

Beberapa rekan kerja mungkin bisa diajak berbicara dengan nada bercanda. Namun, beberapa di antaranya mungkin akan lebih baik kalau diajak berbicara dengan lebih serius dan sederhana. Beberapa mungkin masih mau memberi respon setelah jam kantor, beberapa mungkin akan tersinggung kalau masih diganggu setelah jam kantor. Kamu harus tahu preferensi masing-masing rekan kerjamu. Caranya? Tanya saja! ‘Malu bertanya sesat di jalan’ masih sangat berlaku di era modern ini.

 

2. Penggunaan Emoticon

Menggunakan emoticon memang bisa menambah sensasi dalam bertukar pesan. Tapi, perlu diingat bahwa tidak semua orang bisa toleran terhadap penggunaan emoticon. Atau bahkan, mungkin beberapa orang masih belum mengetahui makna dari sebuah emoticn. Pernah melihat meme yang menampilkan seseorang mengirim emoticon tertawa untuk mengucapkan kabar duka?

 

3. Jam Kantor

Seperti yang sudah disebutkan di poin pertama, bahwa semua orang punya preferensi berbeda dalam menanggapi pesan di luar jam kantor. Jika ada keperluan yang mendesak di luar jam kantor, ada baiknya untuk menanyakan kesediaan rekanmu terlebih dahulu. Jika dia bersedia dan tidak berhalangan, baru kamu bisa membahas dan menyampaikan pesanmu secara lebih detail.